Tuesday, October 22, 2013

Indravox

Oleh: Ilyas Agusta

Indravox ?


Tidak banyak masyarakat sekarang yang pernah mendengar tentang label Indravox. Saya sendiri masih menyimpan banyak pertanyaan tentangnya. Tahun 2011 dengan niat hanya 'iseng doang', saya mencari data tertulis yang berkaitan dengan Indravox dan berusaha bertemu dengan beberapa pihak yang mungkin mengerti tentang label Indravox. Hal yang mengecewakan adalah ketika saya mengirim beberapa pesan di salah satu situs jejaring sosial kepada beberapa pihak yang saya yakini paham tentang Indravox, tapi tidak mereka balas. Sehingga timbul suatu kesan yang ganjil tentang Indravox. Dalam hal ini, mari kita saling berbagi informasi yang tak lain untuk menambah pengetahuan.




Sekilas tentang Indravox
Philip Yampolsky (1987:35) mengatakan bahwa label Indravox pada RRI muncul sekitar awal 1950-an. Yampolsky sendiri dalam penelitiannya di Surakarta tidak menemukan tahun yang pasti tentang lahirnya Indravox. Desember 1955 di Surakarta, pabrik piring hitam (Lokananta) ketika belum diresmikan sudah berhasil mencetak piringan hitam yang sempurna dan diberi label Indravox, yakni sebagai label rekaman pertama di bawah kendali RRI.
Tahun 1958, pihak Lokananta tidak menggunakan Indravox sebagai label, akan tetapi menggunakan nama ‘Lokananta’ itu sendiri sebagai sebuah label. Pihak Lokananta sering mengatakan hal tersebut dengan istilah penggantian.
Beberapa sumber menjelaskan bahwa hingga tahun 1958 Indravox masih tetap difungsikan. Saya rasa (kemungkinan) Indravox hanya bertahan hingga tahun 1959. Alasan saya karena melihat dari beberapa piringan hitam Indravox yang saya lihat diantaranya dengan format 10”, 78 rpm yang mana format tersebut masih sering digunakan RRI sebelum tahun 1960 dan jarang digunakan di tahun 1960-an. Selain itu, saya tidak pernah melihat Indravox dengan format 33 1/3 rpm (long play) sebagai format yang sering digunakan RRI sejak tahun 1959. Apabila ternyata ditemukan Indravox dengan format 33 1/3 rpm, kemungkinan Indravox sendiri masih bertahan di sekitar tahun 1960-an.
Philip Yampolsky menjelaskan bahwa label Indravox dan label Lokananta dikendalikan oleh RRI dan keduanya secara administratif terpisah. Ketika penggantian, Indravox tampak hilang atau lenyap dengan alasan yang kurang jelas (Yampolsky, 1987:1).


Asal Kata Indravox
            Pertengahan 1950-an, R. Maladi yang ketika itu sebagai Direktur Jenderal RRI Jakarta menemui Presiden Soekarno, memberikan usulan kata-Indravox sebagai nama pabrik piring hitam di Surakarta. Usulan tersebut tidak disetujui oleh Presiden Soekarno. Kemudian pada tahun 1956, R. Maladi memberi nama ‘Lokananta’ untuk pabrik piring hitam, lalu usulan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno. Hal itu menimbulkan suatu pertanyaan tentang apa alasan Presiden Soekarno tidak setuju dengan nama ‘Indravox’. Seperti yang diterangkan pada tahun 2010 oleh Imam Muhadi sebagai mantan Staf Direktur Utama dan Humas Lokananta kepada majalah Rolling Stones Indonesia, “Sayangnya nama Indra Vox ini ditolak oleh Presiden Soekarno, soalnya menurut beliau ndak jelas” (Rolling Stones Indonesia, No.61 : 2010). 
Beberapa sumber mengatakan bahwa singkatan Indravox adalah indra singkatan dari Indonesia Raya sedangkan vox merupakan bahasa latin yang artinya suara(?). Saya mendapatkan sumber yang menarik, dikatakan bahwa Indravox memiliki arti Indonesia Raya Voice. Kata voice diambil dari kata voice yang berasal dari VOA (Voice of America). Pada saat itu radio VOA dikenal hampir seluruh dunia yang siarannya dapat ditangkap di Indonesia dengan sangat bagus (Isnu Edhi Wijaya dalam multiply.com/isnu’s site: 2010, diakses 8 Januari 2010).
Mendengar kata VOA bila dihubungkan dengan ketidak-jelasan keberadaan label Indravox di akhir 1950-an, kemungkinan besar berhubungan dengan idealis Presiden Soekarno yang ketika itu pernah menyatakan anti-budaya Amerika, dimana ketika itu segala sesuatu yang berbau budaya ke-Amerikaan harus dijauhkan. Jadi, apakah lenyapnya Indravox berhubungan dengan hal tersebut?


Rekaman-Rekaman
            September 1986, Ernst Heins menceritakan kepada Yampolsky (1987:35) bahwa seorang ethnomusicologist Bernard Ijzerdraat mendatangi Indonesia di tahun 1954-1955, dia mengisyaratkan tentang genre yang pernah direkam Indravox dengan format 78 rpm, diantaranya musik tradisi daerah Bali, Sumatera, Sulawesi, Timor, dan Jawa Tengah. Ketika itu, Ijzerdraat hanya menyebutkan satu genre musik tradisi dari daerah Jawa Tengah yaitu Santiswaran.
Bila diperhatikan apa yang dilakukan Lokananta merupakan kebalikan dari Indravox, dimana musik tradisi Jawa Tengah dan Jawa Timur sangat mendominasi. Beberapa musik tradisi dari informasi Ijzerdraat diantaranya:
§     Bali                :  Angklung Gegrantangan(?), Janger, Mocapat, Lagu Kanak-Kanak,
                                               Joged Bumbung, Semar Pegulingan, Genggong, Gender Wayang,
                                               Orkes Suling.
§     Sumatera      :  Gambang Sosa, Gondang Sabangunan, Gondang Hasapi, Gondang,
                               Tale, Kesenian Pesisir, Orkes Melayu Modern, Saluang, Nalam,
                                Indang, Randai, Puput, Talempong.
§     Sulawesi        :  Maengket, Kulintang, Orkes Makasar.
§     Timor             :  Sasando.
§     Jawa Tengah:  Santiswaran.

Saya sendiri masih penasaran kira-kira apa saja yang pernah direkam RRI ketika masih menggunakan label Indravox. Tanggal 6 Juli 2010, saya mendatangi RRI Bandung, ketika itu diruang arsip rekaman saya tidak menemukan satupun piringan hitam berlabel Indravox, mungkin disimpan di suatu tempat khusus. Beberapa hari kemudian, saya menemukan informasi bahwa RRI Surakarta lebih tahu akan rekaman piringan hitam RRI. 'Yah', sampai sekarang saya belum sempat berkunjung ke RRI Surakarta, 'hehe'.




Benarkah ?
Saya menemukan beberapa situs di internet yang menawarkan download gratis lagu-lagu produksi Lokananta. Suatu sudut, disk yang dikomersilkan Lokananta--tidak terdapat keterangan transcription di dalamnya, karena memang untuk komersil. Saya pun tidak kaget akan fitur download gratis tersebut, yang membuat saya penasaran adalah ketika melihat ada beberapa lagu Lokananta untuk di-download dengan keterangan disk “Transcription Service Radio Republik Indonesia”. Tanda tersebut untuk menjelaskan bahwa piringan-piringan hitam tersebut hanya digunakan untuk transkripsi, bukan untuk komersil atau dijual-belikan. Jadi, darimanakah mereka mendapatkan piringan-piringan hitam Lokananta yang khusus digunakan untuk transkripsi atau kepentingan siaran radio RRI ketika itu?
Hal yang sama dengan di atas adalah adanya koleksi piring hitam berlabel Indravox di Belanda. Salah satu art-work pada piringan hitam berlabel Indravox terdapat keterangan not for sale. Saya rasa bukan hanya di Belanda saja. Jadi, mengapa kepingan-kepingan not for sale tersebut bisa menyebar?
Hal lainnya adalah isu (saya tidak bisa bisa menyebutkan sumbernya) tentang perekaman lagu daerah ataupun musik tradisi sekitar tahun 1970 dan 1980-an di beberapa wilayah Indonesia yang dilakukan oleh beberapa ‘orang luar’ dan saya setengah yakin RRI maupun Lokananta tidak mengetahui tentang hal ini. Sudut lain, RRI dan Lokananta ditahun-tahun tersebut masih memiliki salah satu beban yakni suatu upaya menjaga dan melestarikan musik tradisi. Jadi, mereka (orang luar) mengajak masyarakat di beberapa daerah pedalaman Indonesia agar memainkan musik tradisi daerahnya yang kemudian direkam dan mereka pun hanya diberi bayaran yang sangat sedikit. Saya tidak tahu apakah hal ini termasuk kegiatan yang tidak baik atau sah-sah saja dan saya tidak tahu apa tujuan mereka sebenarnya, yang jelas sih berbau bisnis atau uang. Akan tetapi, bukankah musik tradisi merupakan aset negara? 'hehe entahlah'.
http://ilyas-agusta.blogspot.com/2013/10/apa-itu-musik-indonesia.html

3 comments:

  1. Kami di Mekar Bhuana juga tertarik sekali untuk mengetahui keberadaan koleksi rekamanan Indravox sekarang, terutama yang dari Bali yang katanya direkam pada tahun 1935 (menurut catatan etnomusikolog Alm Dr Andrew Toth dari Amerika). Mas sudah sempat menanyakan ke RRI Surakarta, belum? Vaughan Hatch, penelitian gamelan di Bali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saat ini kami masih menyimpan beberapa vinyl records label indravox 7" dan 12" 78rpm... Bila tertarik dengan rekaman label indravox bisa menghubungi kami disini atau melalui email: trimodestaheriyanti@gmail.com

      Terima kasih

      Delete
    2. Maaf baru dibalas. Belum sempat, maksudnya saya "pasif" sudah lama.
      makasih udah comment, i appreciate it

      Delete